AKURATCO, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung, Prof Dr H Mahmud MSi CSEE, menyatakan kesiapannya untuk menyambut para tamu peserta Pekan Seni dan Olahraga Nasional (PESONA) I Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) Tahun 2022. Kegiatan itu dilaksanakan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung dari

At Tauhid edisi VIII/10 Oleh Satria Buana Pembaca muslim yang dimuliakan oleh Allah ta’ala, seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir akan mengimani wajibnya memuliakan tamu sehingga ia akan menempatkannya sesuai dengan kedudukannya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” HR. Bukhari. Berikut ini adalah adab-adab yang berkaitan dengan tamu dan bertamu. Kami membagi pembahasan ini dalam dua bagian, yaitu adab bagi tuan rumah dan adab bagi tamu. Adab Bagi Tuan Rumah 1. Ketika mengundang seseorang, hendaknya mengundang orang-orang yang bertakwa, bukan orang yang fajir bermudah-mudahan dalam dosa, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Janganlah engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa!” HR. Abu Dawud dan Tirmidzi 2. Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang kaya saja, tanpa mengundang orang miskin, berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” HR. Bukhari Muslim 3. Tidak mengundang seorang yang diketahui akan memberatkannya kalau diundang. 4. Disunahkan mengucapkan selamat datang kepada para tamu sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, bahwasanya tatkala utusan Abi Qais datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.” HR. Bukhari 5. Menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik. Allah ta’ala telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim alaihis salam bersama tamu-tamunya “Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka tamu-tamu Ibrahim-ed sambil berkata Tidakkah kalian makan?’” Qs. Adz-Dzariyat 26-27 6. Dalam penyajiannya tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan berbangga-bangga, tetapi bermaksud untuk mencontoh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para Nabi sebelum beliau, seperti Nabi Ibrahim alaihis salam. Beliau diberi gelar “Abu Dhifan” Bapak para tamu karena betapa mulianya beliau dalam menjamu tamu. 7. Hendaknya juga, dalam pelayanannya diniatkan untuk memberikan kegembiraan kepada sesama muslim. 8. Mendahulukan tamu yang sebelah kanan daripada yang sebelah kiri. Hal ini dilakukan apabila para tamu duduk dengan tertib. 9. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda beliau shallallahu alaihi wa sallam “Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad. Hadits ini menunjukkan perintah untuk menghormati orang yang lebih tua. 10. Jangan mengangkat makanan yang dihidangkan sebelum tamu selesai menikmatinya. 11. Di antara adab orang yang memberikan hidangan ialah mengajak mereka berbincang-bincang dengan pembicaraan yang menyenangkan, tidak tidur sebelum mereka tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka, bermuka manis ketika mereka datang, dan merasa kehilangan tatkala pamitan pulang. 12. Mendekatkan makanan kepada tamu tatkala menghidangkan makanan tersebut kepadanya sebagaimana Allah ceritakan tentang Ibrahim alaihis salam, “Kemudian Ibrahim mendekatkan hidangan tersebut pada mereka.” Qs. Adz-Dzariyat 27 13. Mempercepat untuk menghidangkan makanan bagi tamu sebab hal tersebut merupakan penghormatan bagi mereka. 14. Merupakan adab dari orang yang memberikan hidangan ialah melayani para tamunya dan menampakkan kepada mereka kebahagiaan serta menghadapi mereka dengan wajah yang ceria dan berseri-seri. 15. Adapun masa penjamuan tamu adalah sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para sahabat berkata “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.” 16. Hendaknya mengantarkan tamu yang mau pulang sampai ke depan rumah. Adab Bagi Tamu 1. Bagi seorang yang diundang, hendaknya memenuhinya sesuai waktunya kecuali ada udzur, seperti takut ada sesuatu yang menimpa dirinya atau agamanya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,“Barangsiapa yang diundang maka datangilah!” HR. Abu Dawud dan Ahmad. “Barang siapa yang tidak memenuhi undangan maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” HR. Bukhari 2. Hendaknya tidak membeda-bedakan siapa yang mengundang, baik orang yang kaya ataupun orang yang miskin. 3. Berniatlah bahwa kehadiran kita sebagai tanda hormat kepada sesama muslim. Sebagaimana hadits yang menerangkan bahwa, “Semua amal tergantung niatnya, karena setiap orang tergantung niatnya.” HR. Bukhari Muslim 4. Masuk dengan seizin tuan rumah, begitu juga segera pulang setelah selesai memakan hidangan, kecuali tuan rumah menghendaki tinggal bersama mereka, hal ini sebagaimana dijelaskan Allah ta’ala dalam firman-Nya “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak makanannya! Namun, jika kamu diundang, masuklah! Dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan! Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi. Lalu, Nabi malu kepadamu untuk menyuruh kamu keluar. Dan Allah tidak malu menerangkan yang benar.” QS. Al Ahzab 53 5. Apabila kita dalam keadaan berpuasa, tetap disunnahkan untuk menghadiri undangan karena menampakkan kebahagiaan kepada muslim termasuk bagian ibadah. Puasa tidak menghalangi seseorang untuk menghadiri undangan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam “Jika salah seorang di antara kalian di undang, hadirilah! Apabila ia puasa, doakanlah! Dan apabila tidak berpuasa, makanlah!” HR. Muslim 6. Seorang tamu meminta persetujuan tuan untuk menyantap, tidak melihat-lihat ke arah tempat keluarnya perempuan, tidak menolak tempat duduk yang telah disediakan. 7. Termasuk adab bertamu adalah tidak banyak melirik-lirik kepada wajah orang-orang yang sedang makan. 8. Hendaknya seseorang berusaha semaksimal mungkin agar tidak memberatkan tuan rumah, sebagaimana firman Allah ta’ala dalam ayat di atas “Bila kamu selesai makan, keluarlah!” QS. Al Ahzab 53 9. Sebagai tamu, kita dianjurkan membawa hadiah untuk tuan rumah karena hal ini dapat mempererat kasih sayang antara sesama muslim, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Berilah hadiah di antara kalian! Niscaya kalian akan saling mencintai.” HR. Bukhari 10. Jika seorang tamu datang bersama orang yang tidak diundang, ia harus meminta izin kepada tuan rumah dahulu, sebagaimana hadits riwayat Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu “Ada seorang laki-laki di kalangan Anshor yang biasa dipanggil Abu Syuaib. Ia mempunyai seorang anak tukang daging. Kemudian, ia berkata kepadanya, “Buatkan aku makanan yang dengannya aku bisa mengundang lima orang bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Kemudian, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengundang empat orang yang orang kelimanya adalah beliau. Kemudian, ada seseorang yang mengikutinya. Maka, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, “Engkau mengundang kami lima orang dan orang ini mengikuti kami. Bilamana engkau ridho, izinkanlah ia! Bilamana tidak, aku akan meninggalkannya.” Kemudian, Abu Suaib berkata, “Aku telah mengizinkannya.”” HR. Bukhari 11. Seorang tamu hendaknya mendoakan orang yang memberi hidangan kepadanya setelah selesai mencicipi makanan tersebut dengan doa “Orang-orang yang puasa telah berbuka di samping kalian. Orang-orang yang baik telah memakan makanan kalian. semoga malaikat mendoakan kalian semuanya.” HR. Abu Daud, dinilai shahih oleh Al Albani “Ya Allah berikanlah makanan kepada orang telah yang memberikan makanan kepadaku dan berikanlah minuman kepada orang yang telah memberiku minuman.” HR. Muslim “Ya Allah ampuni dosa mereka dan kasihanilah mereka serta berkahilah rezeki mereka.” HR. Muslim 12. Setelah selesai bertamu hendaklah seorang tamu pulang dengan lapang dada, memperlihatkan budi pekerti yang mulia, dan memaafkan segala kekurangan tuan rumah. [Satria Buana]

ItulahSedikit ulasan seputar doa pulang haji. 26072018 Doa Pulang Umroh Untuk Tamu. Karena sebenarnya tak ada doa khusus yang wajib dibaca saat pulang haji umroh. Selama tidak diyakini bahwa teks doa itu ada ajarannya dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam kecuali. Untuk doa pulang haji umroh kurang lebih sama seperti yang bisa di baca di atas. – Hari raya Idul Fitri selalunya diwarnai dengan tradisi silaturrahmi kepada keluarga, kerabat dan tetangga. Dalam hal ini tuan rumah biasa menyajikan makanan dan minuman kepada para tamu. Makanan dan minuman yang disajikan dalam acara silaturahmi adalah bagian dari akhlak tuan rumah dalam memuliakan tamunya. Dalam banyak kesempatan para tamu hanya mencicipi sebagian kecil hidangan dan tidak “makan serius”. Sebab inti dari tradisi silaturahmi sendiri adalah saling berkunjung dan saling meminta maaf. Meski demikian, sebagai wujud syukur kepada Allah dan ucapan terima kasih kepada tuan rumah, tamu disunahkan untuk mendoakan kebaikan bagi tuan rumah yang telah menjamunya. Donasi Situs Islam Arrahmah Arrahmah Care Rp 0terkumpul Adapun doa yang biasa dibaca oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam kepada tuan rumah yang menjamu beliau dengan makanan dan minuman adalah doa yang diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Busr al-Mazini radhiyallahu anhuma اللهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِيمَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ، وَارْحَمْهُمْ “Ya Allah, berkahilah mereka dalam rizki yang Engkau karuniakan kepada mereka, ampunilah mereka dan kasih sayangilah mereka.” HR. Muslim no. 2042, Abu Daud no. 3729, Ahmad no. 17683 dan Ibnu Hibban no. 5297 muhibalmajdi/ KetikaTamu dan Tuan Rumah Saling Berebut untuk Menghormati. By. Administrator - 05 Mar 2022, 11:20:45 WIB. 69. 0. SHARE. Facebook. Twitter. Bersama beberapa teman, hari itu, Qais bin Sa’ad sedang dalam perjalanan dari Syam. Karena satu dan dua hal, Qais dkk akhirnya mampir ke sebuah rumah. Doa Agar Wajah Cantik berseri. 15:12:32, 03 Feb 2020 Di Indonesia, tradisi bertamu dan bersilaturrahmi sangatlah erat di masyarakat. Apabila sewaktu-waktu kita bertamu ke tetangga, kerabat, teman, guru, dosen dan lainnya kemudian kita disambut dan dihidangkan makanan, maka ada doa khusus yang bisa kita baca untuk mereka. Doa ini adalah doa dari tamu untuk tuan rumah yang telah menyambut dan menghidangkan makanan. Bagaimanakah bunyi doanya? Doa Tamu untuk Tuan Rumah Sebagaimana doa yang diajarkan dalam Islam, bunyi doa tamu untuk tuan rumah yaitu اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِيمَا رَزَقْتَهُمْ، واغْفِرْ لَهُمْ، وارْحَمْهُمْ Allahumma barik lahum fima rozaqtahum waghfirlahum warhamhum Artinya “Ya Allah, berilah keberkahan atas apa yang engkau rezekikan pada mereka, ampunilah dan kasihanilah mereka.” Sebagaimana doa itu bersumber dari hadis riwayat Imam Muslim dari Abdullah bin Busr, ia berkata نَزَلَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى أَبِي، قَالَ فَقَرَّبْنَا إِلَيْهِ طَعَاماً وَوَطْبَةً [أي حيساً، وهو مكوَّن من التمر والأَقِط والسَّمن] ، فَأَكَلَ مِنْهَا، ثُمَّ أُتِيَ بِتَمْرٍ فَكَانَ يَأْكُلُهُ وَيُلْقِي النَّوَى بَيْنَ إِصْبِعَيْهِ وَيَجْمَعُ السَّبَابَةَ وَالوُسْطَى، ثُمَّ أُتِيَ بِشَرَابٍ فَشَرِبَهُ، ثُمَّ نَاوَلَهُ الَّذِي عَنْ يَمِينِهِ، قَالَ فَقَالَ أَبِي وَأَخَذَ بِلِجَامِ دَابَّتِهِ ادْعُ اللهَ لَنَا. فَقَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي مَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ “Rasulullah Saw. pernah singgah di rumah bapakku, maka kami suguhkan kepada beliau makanan dan adonan kurma gandum. Beliau pun memakannya. Kemudian disuguhkan kurma kering, beliau pun memakannya dan membuang biji dengan dua jari, telunjuk dan tengah. Kemudian disuguhkan minuman dan beliau meminumnya. Setelah itu, beliau letakkan ke samping kanannya. Setelah hendak pergi, ayahku memohon kepada beliau sambil memegang kekang tunggangan beliau, Berdoalah kepada Allah untuk kami. Kemudian Rasulullah Saw. berdoa, Allahumma barik lahum fima rozaqtahum waghfirlahum warhamhum.’” Penutup Doa Tentu selain rasa kenyang dari makanan dan minuman yang telah disediakan oleh tuan rumah, tentu kita juga mengharapkan keberkahan. Tentu adab dan cara untuk mendapatkan keberkahan itu sudah disebutkan dalam Al-Qur’an dan dicontohkan oleh Rasullah Saw. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur’an surah Ar-Rad ayat 11 ini لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ Artinya “Baginya manusia ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. Sekian doa dari tamu untuk tuan rumah yang telah menghidangkan makanan dari Semoga bermanfaat. Editor Soleh Keutamaandari kedua doa ini sama-sama baik. Berikut penjelasannya. 1. Doa Masuk Rumah Baru. Makna dari doa pendek ketika masuk rumah ini ialah kita mengucap salam kepada diri sendiri dan hamba Allah yang berada di dalam rumah yang akan kita masuki. Doa ini bisa dibaca untuk memasuki rumah baru. Doa ini untuk membalas kebaikan tuan rumah. Dream - Silaturahmi sudah menjadi adat bagi umat Islam Indonesia setiap kali Syawal tiba. Ada kebahagiaan tersendiri ketika bertemu dan bercengkerama dengan sesama muslim. Tidak sedikit tuan rumah yang menyiapkan makanan untuk tamu. Sajiannya pun beragam, mulai kue hingga makanan berat. Ini semata untuk menghormati tamu yang sudah sudi berkunjung. Selain itu, juga demi mendapatkan keberkahan menjamu tamu. Tentu hal ini merupakan kebaikan tersendiri dari tuan rumah. Mereka rela menyediakan penganan agar para tamu merasa nyaman saat berkunjung. Kita sebagai tamu tentu tidak enak jika hanya menikmati hidangan yang disediakan dan suasana perbincangan yang menyenangkan. Untuk membalas kebaikan tuan rumah, kita bisa mendoakannya. 1 dari 1 halaman Doa Silaturahmi Berikut doa yang bisa kita amalkan untuk tuan rumah. Dengan doa ini, kita memohon kepada Allah agar tuan rumah mendapat keberkahan atas upayanya menjamu tamu. © Allahumma barik lahum fima rozaqtahum waghfirlahum warhamhum Artinya, " Ya Allah, berilah keberkahan atas apa yang engkau rezekikan pada mereka, ampunilah dan kasihanilah mereka." ism
BJ69- Doa Untuk Penarik Pembeli, Tamu, Pasien dan Murid - Bukan rahasia lagi saat ini banyak sekali kita melihat banyak warung yang menggunakan semacam pelarisan untuk mendatangkan pembeli.. Makanya jangan heran jika anda menemui yang warungnya ramai, padahal anda menilai dari segi tempat kurang strategis, pelayanan juga tidak ada yang sepesial
Ilustrasi berdoa. Foto shutterstock Dalam Islam, menyambut dan memuliakan tamu merupakan salah satu indikator keimanan seseorang kepada Allah dan Hari Akhir. “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya.” HR. Bukhari. Ternyata, tamu pun juga dianjurkan untuk memberikan hal positif kepada tuan ruma. Salah satu yang diajarkan nabi adalah berdoa untuknya. Perhatikan riwayat berikut عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ، قَالَ نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَبِي فَقَرَّبْنَا إِلَيْهِ طَعَامًا فَأَكَلَهُ، ثُمَّ أُتِيَ بِتَمْرٍ فَكَانَ يَأْكُلُ وَيُلْقِي النَّوَى بِإِصْبَعَيْهِ جَمَعَ السَّبَّابَةَ وَالوُسْطَى – قَالَ شُعْبَةُ وَهُوَ ظَنِّي فِيهِ إِنْ شَاءَ اللَّهُ وَأَلْقَى النَّوَى بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ – ثُمَّ أُتِيَ بِشَرَابٍ فَشَرِبَهُ، ثُمَّ نَاوَلَهُ الَّذِي عَنْ يَمِينِهِ، قَالَ فَقَالَ أَبِي وَأَخَذَ بِلِجَامِ دَابَّتِهِ ادْعُ لَنَا، فَقَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِيمَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ» Bersumber dari Abdullah bin Busr ia berkata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengunjungi ayahku, kemudian kami menyuguhkan makanan untuk beliau. Beliau pun makan sebagian darinya, kemudian beliau diberi kurma, dan beliau makan serta membuang bijinya menggunakan dua jari beliau. Abdullah bin Busr menggabungkan jari telunjuk dan jari tengah. Syu’bah berkata dan itu yang aku yakini insya Allah. Dan beliau membuang biji kurma di antara kedua jarinya. Kemudian beliau diberi minum, lalu beliau meminumnya kemudian memberikan kepada orang yang ada di samping kanannya. Abdullah bin Busr berkata ayahku dalam keadaan memegang kendali hewan kendaraannya berkata doakan untuk kami! Kemudian beliau berdoa “ALLAAHUMMA BAARIK LAHUM FIIMAA RAZAQTAHUM WAGHFIR LAHUM WARHAMHUM.” Ya Allah, berkahilah mereka pada rizki yang telah engkau berikan kepada mereka, dan ampunilah dosa mereka, serta kasihilah merekah.” HR. Tirmidzi. Jadi, salah satu timbal balik positif bagi seorang tamu adalah mendoakan tuan rumah agar diberkahi rezekinya, diampuni dosanya dan diberi rahmat oleh Allah Ta’ala. Dalam kitab “Minhaaj al-Muslim”, Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jaza`iri menjelaskan pulah bahwa menjadi tamu harus menjaga etika-etika seperti ketawaduaan, tidak menginap melebihi tiga hari, tidak menatap terlalu lama sehingga tidak meresahkan, tidak datang tiba-tiba sehingga membuat tuan rumah tidak siap, dan semacamnya. Itu artinya antara keduanya ada timbal balik positif, Saling memberi manfaat, saling berendah hati, dan mejauhkan diri dari hal-hal yang bisa merugikan dan membahaykan.
Bertamudi rumah siapa pun, duduk dengan sopan merupakan kewajiban.
Silaturahmi adalah hal yang sangat penting dalam Islam. Menjalin dan menjaga silaturahmi adalah hal baik yang selain dapat mempererat hubungan persaudaraan juga dapat memberi banyak manfaat bagi kita karena sebagai manusia kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri-sendiri, saling membutuhkan dan saling melengkapi satu sama lain. Baca juga Keutamaan Menyambung Tali SilaturahmiSalah satu bentuk jalinan silaturahmi adalah dengan bertamu ke kediaman kerabat atau bahkan saudara. Namun dalam prosesnya tentu bertamu ataupun menerima tamu memiliki aturan tersendiri dalam Islam. Jangan sampai kegiatan bertamu dan menerima tamu malah menimbulkan perselisihan dan ketidak nyamanan yang akhirnya merenggangkan hubungan persaudaraan dan pertemanan yang selama ini karena itu, artikel kali ini akan membahas secara lengkap tentang adab bertamu dan menerima tamu dalam jugaHikmah Silaturahmi Antar SaudaraHukum Memutuskan Tali Silaturahmi Menurut IslamHukum Silaturahmi Menurut IslamBertamu adalah suatu kegiatan kunjungan ke kediaman seseorang dengan berbagai tujuan mulai dari sekedar singgah atau untuk keperluan lain seperti menjenguk dan lainnya. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bertamu dalam pandangan Baik Dalam Bertamu Bertamu adalah kegiatan yang positif namun harus berdasarkan niat dan tujuan yang baik. Misalnya untuk menyambung silaturahmi, menjenguk dan lainnya. Namun saat banyak hal-hal negative lain dalam niatan seseorang saat bertamu, misalnya untuk bergosip atau untuk kegiatan negative berfirman bahwa sebaik-baik tamu adalah yang membawa kabar gembira. Hal ini terkandung di dalam surat al-Hijr ayat 51 – 54 yang berbunyi وَنَبِّئۡهُمۡ عَن ضَيۡفِ إِبۡرَٰهِيمَ ٥١ إِذۡ دَخَلُواْ عَلَيۡهِ فَقَالُواْ سَلَٰمٗا قَالَ إِنَّا مِنكُمۡ وَجِلُونَ ٥٢ قَالُواْ لَا تَوۡجَلۡ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ عَلِيمٖ ٥٣ قَالَ أَبَشَّرۡتُمُونِي عَلَىٰٓ أَن مَّسَّنِيَ ٱلۡكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ ٥٤Artinya51 Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim; 52 Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan “Salaam”. Berkata Ibrahim “Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu”; 53 Mereka berkata “Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan kelahiran seorang anak laki-laki yang akan menjadi orang yang alim”; 54 Berkata Ibrahim “Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah terlaksananya berita gembira yang kamu kabarkan ini? QS. al-Hijr 51-54Berpakain Rapi Dan PantasMeskipun Islam menganjurkan umatnya untuk tidak berlebihan dalam berpenampilan namun ketika bertamu, kita wajib memperhatikan pakaian kita. Gunakanlah pakaian bersih dan rapi sebagai bentuk penghormatan kita terhadap tuan subhana hua ta’ala berfirman dalam surat al-A’raaf ayat 26 yang berbunyiيَٰبَنِيٓ ءَادَمَ قَدۡ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسٗا يُوَٰرِي سَوۡءَٰتِكُمۡ وَرِيشٗاۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ ذَٰلِكَ خَيۡرٞۚ ذَٰلِكَ مِنۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمۡ يَذَّكَّرُونَ ٢٦ArtinyaHai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. QS al-A’raaf 26 3. Bertamu Di Waktu Yang TepatHal selanjutnya yang harus diperhatikan saat bertamu adalah waktu kunjungannya. Berkunjung atau bertamulah di waktu luang yang sekrianya tidak mengganggu tuan rumah seperti waktu tengah malam, subuh atau saat-saat perlu diperhatikan juga momen yang mungkin sedang dialami oleh tuan rumah, misalnya saat sedang acara keluarga inti atau saat sedang tidak memungkinkan untuk dikunjungi. Selain itu alangkah lebih baiknya jika berkunjung atau bertamu dilakukan dengan memberi kabar maupun membuat janji terlebih dahulu dengan tuan rumah sebelum jugaCara Berpakaian Wanita Muslimah dalam IslamCara Menghadapi Orang Pemarah Dalam IslamCara Berpakaian Pria Menurut Islam 4. Meminta IjinMeminta ijin dalam bertamu bisa dilakukan dengan beberapa cara, yakni dengan mengetuk pintu maupun memberi salam kepada tuan rumah. Allah subhana hua ta’ala berfirman dalam surat an-Nur ayat 27 yang berbunyiيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَدۡخُلُواْ بُيُوتًا غَيۡرَ بُيُوتِكُمۡ حَتَّىٰ تَسۡتَأۡنِسُواْ وَتُسَلِّمُواْ عَلَىٰٓ أَهۡلِهَاۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ لَّكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ٢٧ArtinyaHai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat. QS an-Nur 27Kemudian rasulullah saw juga menambahkan perihal meminta ijin untuk bertamu ini dalam sebuah hadis yang artinya“Apabila seorang bertamu lalu minta izin mengetuk pintu atau mengucapkan salam sampai tiga kali dan tidak ditemui tidak dibukakan pintu, maka hendaklah dia pulang.” HR Bukhari 5. BersalamanKetika bertamu, bersalaman atau berjabat tanganlah dengan tuan rumah yang sesama perempuan atau sesama laki-laki untuk menunjukkan hormat dan mempererat tali silaturahmi. Hal ini sesuai dengan anjuran Nabi saw dalam sebuah hadis yang artinya“Apabila kamu saling jumpa, maka saling mengucapkan salam dan bersalam- salaman, bila saling berpisah, maka berpisahlah dengan ucapan istigfar”. HR At Tahawi. 6. Menghindari Ikhtilat Dalam BertamuIkhtilat terjadi saat laki-laki bersama dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. Ketika seorang lelaki dewasa maka pastikan di rumah tersebut ada ayahnya atau suaminya atau seorang lelaki dewasanya untuk menghindari ikhtilat dan fitnah’. Karena ikhtilat adalah perkara yang mendekatkan kita kepada zina dan berfirmanوَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةٗ وَسَآءَ سَبِيلٗا ٣٢ArtinyaDan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. QS al-isra’ 32 7. Sopan Santun Dalam Sikap Dan UcapanHal ini sangat penting untuk dilakukan untuk menghormati dan menyenangkan hati tuan rumah. Selain itu perilaku sopan santun ini akan menghindarkan kita dari perbuatan yang dapat menyinggung atau menyakiti hati tuan rumah. Baca juga Hukum Menyindir Orang Dalam Islam 8. Menerapkan Batas Waktu BertamuSelain memperhatikan waktu kunjungan, lama waktu kunjungan juga harus diperhatikan karena sesungguhnya tamu adalah orang asing yang harus dihormati. Artinya ketika seorang tuan rumah kedatangan tamu dalam jangka waktu yang lama maka ia akan merasa terbebani dan tidak nyaman dengan kehadiran tamunya saw pernah bersabda“Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu sedekah Tidak halal bagi si Tamu tinggal lebih lama sehingga menyakiti hati tuan rumah”. HR Baihaqi.Adab Menerima TamuBerikut adalah adab adab selaku tuan rumah ketika menerima tamu menurut pandangan islam Berpakain yang PantasTidak hanya tamu yang dianjurkan mengenakan pakaian yang pantas, tuan rumah juga diharuskan untuk melakukan hal yang sama. Gunakanlah pakaian yang pantas untuk menghormati tamu dan menghormati diri kita sendiri. Bersikap Baik Saat Menerima TamuSopan santun dan keramahan harus diutamakan saat menerima tamu. Hal ini dilakukan untuk menghormati dan menyamankan tamu saat berkunjung ke rumah jugaSedekah Menurut IslamDoa Bahagia Dunia AkhiratCara Memperlancar Rezeki Menurut IslamCara Menjaga Hati Menurut Islam Menyediakan JamuanSebagai tuan rumah, kita wajib memberikan jamuan yang pantas untuk tamu yang berkunjung. Namun hal ini tidak dipaksakan untuk memberi jamuan yang mewah, cukup berikan jamuan yang ada misalnya hanya air putih saja atau dengan senyum dan sikap yang baik. Baca juga Balasan Menyakiti Hati Orang Lain; Hukum Memandang Wanita dalam Islam Menghormati Tamu Yang MenginapSaat tamu akan menginap, maka kita diharuskan untuk melayani dan memberikan jamuan yang baik seperti membersihkan tempat tidur dan memberi jamuan saw bersabda“Hormatilah tamu sampai tiga hari , adapun selebihnya adalah merupakan shadaqoh darinya .” HR. Muttafaqun’alaihi Mengantarkan Tamu Sampai Halaman Saat Akan PulangMengantarkan tamu sampai halaman saat akan pulang adalah perbuatan sunah. Hal ini telah disampaikan dalam sebuah hadis rasul bahwa“Sesungguhnya merupakan perbuatan yang sunnah apabila seseorang Tuan rumah keluar bersama – sama tamunya sampai kepintu halaman .” MajjahDemikianlah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bertamu dan menerima tamu menurut islam. Adab bertamu dan menerima tamu ini dilakukan bukan hanya semata-mata untuk menghormati maupun menyenangkan hati tamu yang berkunjung akan tetapi juga sebagai bentung penghormatan terkadap diri kita sendiri. Oleh karena itu perhatikan dan perlakukanlah tamu dan tuan rumah dengan layak. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua. Amin.
Adatamu yang berpendapat bahwa jika seseorang mengundang tamu si tuan rumah harus mempersiapkan tiga hal demikian pula tamu-tamunya. Tiga hal yang harus dilakukan oleh tuan rumah yaitu: Pertama, jangan memaksakan kedatangan tamu dan jangan melampaui batasan batasan sunnah. Kedua, tuan rumah harus menyediakan makanan halal untuk tamu-tamunya. Doa masuk rumah dan keluar rumah - Pada kesempatan kali ini kami akan berbagi bacaan doa ketika akan masuk rumah dan keluar rumah, serta doa ketika masuk rumah kosong. Berikut selengkapnyaDalam melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari sebagai umat muslim kita dianjurkan untuk berdoa kepada Allah Swt, begitu juga ketika kita akan masuk kedalam rumah dan keluar dari rumah kita di anjurkan untuk berdoa. Sudah kita ketahui rumah merupakan tempat tinggal, tempat ber istirahat, tempat berkumpul dengan keluarga dan masih banyak lagi aktivitas yang bisa kita lakukan di dalam rumah. Pasti sering mendengar kata "Rumahku Istanaku". Maka dari itu ketika hendak masuk ke dalam rumah maupun keluar, kita dianjurkan untuk berdoa supaya Allah Swt melindungi kita pada saat diluar rumah maupun didalam rumah dan selalu dalam jalan kebenaran. Ketika masuk rumah kita disunnah kan untuk mengucapkan basmalah. Manfaatnya adalah supaya setan merasa tidak betah/nyaman berada di rumah kita. Jika setan ikut tinggal di rumah akan terasa dengan banyaknya masalah rumah tangga. Karena setan senang melihat manusia ribut dan tidak tenang tinggal di rumahnya sendiri, disamping itu kita juga malas untuk melakukan ibadah. selain mengucapkan basmalah disunnahkan juga membaca doa masuk Doa Masuk Rumah dan Keluar Rumah Berikut ini adalah lafadz doa masuk rumah dan keluar rumah dengan latin dan terjemahannya. Doa Masuk Rumah اَللّٰهُمَّ اِنِّىْ اَسْأَلُكَ خَيْرَالْمَوْلِجِ وَخَيْرَالْمَخْرَجِ بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَعَلَى اللهِ رَبِّنَا تَوَكَّلْنَا Allahumma innii as-aluka khoirol mauliji wa khoirol makhroji bismillaahi wa lajnaa wa bismillaahi khorojnaa wa'alallohi robbina tawakkalnaa Artinya"Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu baiknya tempat masuk dan baiknya tempat keluar dengan menyebut nama Allah kami masuk, dan dengan menyebut nama Allah kami keluar dan kepada Allah Tuhan kami, kami bertawakkal" Untuk doa masuk rumah yang kosong atau tidak berpenghuni berikut ini adalah Masuk Rumah Kosong اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِاللهِ الصَّالِحِيْنَ Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shoolihiin. Artinya"Semoga keselamatan atas kita, hamba-hamba Allah yang shalih." Kemudian pada saat kita hendak keluar dari rumah kita juga di sunnahkan membaca doa. Supaya kita pada saat meninggalkan rumah tidak melakukan hal yang buruk, baik di sengaja maupun tidak disengaja, misalnya dalam perjalanan mengendarai motor dalam keadaan mengantuk menabrak orang. Dan supaya di jauhkan dari hal-hal maksiat, atau hal-hal lain yang merugikan diri kita dan orang lain. Berikut adalah doa keluar rumah beserta latin dan terjemahnya. Doa Keluar Rumah بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ Bismillaahi tawakkaltu 'alallooh laa hawlaa walaa quwwata illaa bilaahi Artinya "Dengan menyebut nama Allah aku bertawakal kepada Allah, tiada daya kekuatan melainkan dengan Allah." Masuk kedalam rumah maupun keluar rumah juga ada adabnya. Berikut adab-adab masuk rumah dan keluar rumah. Adab masuk rumah 1. Mengetuk pintu dengan tidak terlalu Mengucapkan salam. 3. Membaca doa masuk rumah. 4. Masuk dengan kaki kanan terlebih dahulu. Adab keluar rumah .
  • xxlsdb48ir.pages.dev/109
  • xxlsdb48ir.pages.dev/194
  • xxlsdb48ir.pages.dev/1
  • xxlsdb48ir.pages.dev/42
  • xxlsdb48ir.pages.dev/134
  • xxlsdb48ir.pages.dev/102
  • xxlsdb48ir.pages.dev/250
  • xxlsdb48ir.pages.dev/381
  • xxlsdb48ir.pages.dev/292
  • doa tuan rumah untuk tamu